Untuk memperoleh jumlah berat yang sama, tikus itu harus makan 25 persen lebih banyak diet mengandung 5 persen casein daripada diet yang mengandung 22 persen casein. Cheng menghubungkan perbedaan ini pada fakta bahwa tubuh menghasilkan lebih banyak panas (jadi membutuhkan lebih banyak kalori) jika difung-sikan pada diet yang lebih rendah protein hewaninya, sehingga membuatnya lebih mudah menurunkan berat badan pada jumlah makanan yang sama. Penting dicatat bahwa dengan jumlahcasein yang lebih rendah, diet masih didapatikonsisten dengan pertumbuhan yang baik dankesehatan dalam jangka panjang.
Dalam mengendalikan kolesterol darah, terdapat sejumlah penelitian yang sekarang menunjukkan kelebihan protein nabati atau sayuran dari protein hewani. Satu penelitian klasikselama enam minggu diselenggarakan oleh Dr.Sirtori, yang menempatkan dua kelompok pasiendengan kadar kolesterol darah yang tinggi pada diet yang, pada penampilannya tampak sama-sama baik. Keduanya rendah kolesterol dan lemak jenuh, tapi tinggi serat, yang seharusnya membantu mengendalikan kolesterol darah. Namun demikian, memang ada satu perbedaan mencolok: satu diet berdasar pada protein susu skim sementara diet lain berasal dari protein kedelai.
Efek dari kedua diet pada kadar kolesteroldarah ditunjukkan dalam Gambar 17.Kita lihat bahwa selama 3 minggu pertama,kelompok protein susu menurunkan kolesterol darah sampai 20 poin. Akan tetapi, kelompokdengan protein kedelai mengalami perubahan yang jauh lebih baik, dengan penurunan kolesterol60 angka. Setelah tiga minggu, kedua kelompok kemudian diputarbalikkan (ini disebut"cross-over study'').
Mereka yang telah mendapat diet susu skim beralih pada menu kedelai danmengalami penurunan kolesterol lebih lanjut bahkan lebih tajam sebanyak 80 angka pada tiga minggu berikutnya. Mereka yang mulai dengan diet protein nabati (kedelai) sekarang beralih kemakanan berbahan dasar susu. Mereka melihat kolesterol mereka naik hampir 40 mg/dl.
Riset Sirtori bukan satu-satunya yang mendemonstrasikan pentingnya makan protein sayran dan bukannya protein hewani untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Para periset di Universitas Kentucky juga menggunakan metode statistik komputer yang canggih untuk menganalisa 38 penelitian terpisah dalam bacaan medis yang telah mengamati penggunaan protein kedelai untuk menurunkan kolesterol. Baca info penting mengenai obat diabetes melitus yang ampuh dan aman hanya di link ini http://obatalamidiabetesmelitus.net/menormalkan-kadar-gula-tinggi/adakah-penanganan-diabetes-yang-tidak-menyebabkan-ketergantungan/
Dalam mengendalikan kolesterol darah, terdapat sejumlah penelitian yang sekarang menunjukkan kelebihan protein nabati atau sayuran dari protein hewani. Satu penelitian klasikselama enam minggu diselenggarakan oleh Dr.Sirtori, yang menempatkan dua kelompok pasiendengan kadar kolesterol darah yang tinggi pada diet yang, pada penampilannya tampak sama-sama baik. Keduanya rendah kolesterol dan lemak jenuh, tapi tinggi serat, yang seharusnya membantu mengendalikan kolesterol darah. Namun demikian, memang ada satu perbedaan mencolok: satu diet berdasar pada protein susu skim sementara diet lain berasal dari protein kedelai.
Efek dari kedua diet pada kadar kolesteroldarah ditunjukkan dalam Gambar 17.Kita lihat bahwa selama 3 minggu pertama,kelompok protein susu menurunkan kolesterol darah sampai 20 poin. Akan tetapi, kelompokdengan protein kedelai mengalami perubahan yang jauh lebih baik, dengan penurunan kolesterol60 angka. Setelah tiga minggu, kedua kelompok kemudian diputarbalikkan (ini disebut"cross-over study'').
Mereka yang telah mendapat diet susu skim beralih pada menu kedelai danmengalami penurunan kolesterol lebih lanjut bahkan lebih tajam sebanyak 80 angka pada tiga minggu berikutnya. Mereka yang mulai dengan diet protein nabati (kedelai) sekarang beralih kemakanan berbahan dasar susu. Mereka melihat kolesterol mereka naik hampir 40 mg/dl.
Riset Sirtori bukan satu-satunya yang mendemonstrasikan pentingnya makan protein sayran dan bukannya protein hewani untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Para periset di Universitas Kentucky juga menggunakan metode statistik komputer yang canggih untuk menganalisa 38 penelitian terpisah dalam bacaan medis yang telah mengamati penggunaan protein kedelai untuk menurunkan kolesterol. Baca info penting mengenai obat diabetes melitus yang ampuh dan aman hanya di link ini http://obatalamidiabetesmelitus.net/menormalkan-kadar-gula-tinggi/adakah-penanganan-diabetes-yang-tidak-menyebabkan-ketergantungan/